Latest Updates

Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsinya

Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsinya

Jenis-jenis jaringan Komputer pun harus ada yang dilihat berdasarkan fungsinya, karena dengan fungsi tersebut seseorang dapat menentukan jenis jaringan komputer apa yang pantas untuk diaplikasikan dan digunakan. Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis jaringan komputer berdasarkan fungsinya :

1. Jaringan Komputer Client-Server

Client-Server
Pada jenis jaringan komputer Client-Server ini ada sejumlah komputer yang bertindak sebagai Client, dimana komputer client tersebut dapat meminta sebuah data, sedangkan Server akan melakukan tugas yang dapat memberikan sebuah data sesuai dengan permintaan komputer client tersebut.
Kelebihan dari jenis jaringan komputer ini yaitu dapat mengontrol akses, integritas data dan resource. Sehingga client tersebut tidak dapat mengganggu akses yang ada di dalam jaringan.
Sedangkan kekurangan dari jaringan komputer Client-Server ini yaitu apabila kita menggunakan server tunggal untuk dapat mengatur resource pada jaringan tersebut akan menyebabkan ancaman seperti SPOF. Yang mana jika hal ini terjadi akan menyebabkan berhentinya seluruh aktivitas yang ada di jaringan tersebut.

2. Jaringan Komputer Peer-to-Peer

Peer to Peer
Jaringan komputer Peer-to-Peer ini adalah jaringan yang dimana setiap komputer tersebut saling dapat terhubung dalam jaringan, dan setiap komputer tersebut dapat bertindak sebagai client maupun server. Jaringan komputer ini juga dibentuk tanpa adanya kontrol yang terpusat pada sebuah server yang terdedikasi.
Sehingga membuat seluruh komputer memiliki kedudukan yang sama. Kelebihan dari jaringan ini yaitu tidak memiliki aplikasi khusus untuk sebuah server, dan instalisasinya pun cukup mudah. Sedangkan kekurangan dari jaringan komputer ini yaitu administrasinya tidak terkontrol dan banyaknya file yang di bagikan akan mempengaruhi kinerja dari komputer. Berikut videonya.

Perbaikan Kualitas Citra

Perbaikan Kualitas Citra
Proses ini biasanya bersifat eksperimental, subjektif, dan bergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Operasi pengolahan citra untuk meningkatkan kualitas citra antara lain adalah:
1.   Operasi Titik
Operasi titik dalam image enhancement dilakukan dengan memodifikasi histogram citra masukan agar sesuai dengan karakteristik yang diharapkan. Teknik image enhancement melalui operasi titik antara lain adalah intensity adjustment dan histogram equalization.
Intensity Adjustment
Intensity adjustment bekerja dengan cara melakukan pemetaan linear terhadap nilai intensitas pada histogram awal menjadi nilai intensitas pada histogram yang baru.
Contoh1 (increase the contrast of an image):
Citra rice.tif memiliki nilai kekontrasan yang rendah. Berdasarkan histogramnya, dapat diketahui bahwa citra ini tidak memiliki piksel dengan intensitas di bawah 40 dan di atas 204. Untuk memperbaikinya, kita dapat memetakan histogram secara linear sehingga diperoleh sebuah citra baru yang memiliki rentang histogram antara 0 hingga 255. Contoh perintah untuk melakukan peningkatan kontras adalah:
1
2
3
4
5
6
I=imread('rice.png');
J=imadjust(I,[40/255 204/255],[0/255 255/255]);
figure,imshow(I);
figure,imhist(I);
figure,imshow(J);
figure,imhist(J);
Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Contoh2 (decrease the contrast of an image):
Citra cameraman.tif memiliki nilai kekontrasan yang tinggi. Dengan menurunkan kontras dari citra tersebut, jas yang dikenakan oleh cameraman akan tampak lebih detail. Contoh perintah untuk melakukan penurunan kontras adalah:
1
2
3
4
5
6
I=imread('cameraman.tif');
J=imadjust(I,[0 0.2],[0.5 1]);
figure,imshow(I);
figure,imhist(I);
figure,imshow(J);
figure,imhist(J);
 Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Histogram Equalization
Histogram equalization bertujuan untuk menghasilkan citra keluaran yang memiliki nilai histogram yang relatif sama. Contoh perintah untuk melakukan histogram equalization adalah:
1
2
3
4
5
6
I=imread('mandril_gray.tif');
J=histeq(I);
figure,imshow(I);
figure,imhist(I);
figure,imshow(J);
figure,imhist(J);
Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 2.3.
2.     Operasi Spasial
Operasi spasial dalam pengolahan citra digital dilakukan melalui penggunaan suatu kernel konvolusi 2-dimensi. Metode image enhancement dalam operasi spasial antara lain low-pass filtering dan high-pass filtering.
Low-pass Filtering
Low-pass filtering adalah proses filter yang melewatkan komponen citra dengan nilai intensitas yang rendah dan meredam komponen citra dengan nilai intensitas yang tinggi. Low pass filter akan menyebabkan citra menjadi lebih halus dan lebih blur.
Aturan kernel untuk low-pass filter adalah:
1. Semua koefisien kernel harus positif
2. Jumlah semua koefisien kernel harus sama dengan 1
Contoh kernel  yang dapat digunakan pada low-pass filtering adalah
Low-pass filtering menggunakan kernel (iii) disebut juga neighborhood averaging. Contoh perintah untuk melakukan low-pass filtering adalah:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
I=imread('bicycle.tif');
lpf1=[1/16 1/8 1/16;1/8 1/4 1/8;1/16 1/8 1/16];
lpf2=[1/10 1/10 1/10;1/10 1/5 1/10;1/10 1/10 1/10];
lpf3=[1 1 1;1 1 1;1 1 1]/9;
J1=uint8(conv2(double(I),lpf1,'same'));
J2=uint8(conv2(double(I),lpf2,'same'));
J3=uint8(conv2(double(I),lpf3,'same'));
figure,imshow(I);
figure,imshow(J1);
figure,imshow(J2);
figure,imshow(J3);
Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Median Filtering
Median filter merupakan salah satu jenis low-pass filter, yang bekerja dengan mengganti nilai suatu piksel pada citra asal dengan nilai median dari piksel tersebut dan lingkungan tetangganya. Dibandingkan dengan neighborhood averaging, filter ini lebih tidak sensitif terhadap perbedaan intensitas yang ekstrim. Contoh perintah untuk melakukan median filtering terhadap citra yang terkontaminasi noise adalah:
1
2
3
4
5
6
7
8
I=imread('eight.tif');
IN=imnoise(I,'salt & pepper',0.02);
J1=medfilt2(IN,[3 3]);
J2=medfilt2(IN,[5 5]);
figure,imshow(I);
figure,imshow(IN);
figure,imshow(J1);
figure,imshow(J2);
Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 2.5.
High-pass Filtering
Berkebalikan dengan low-pass filtering, high-pass filtering adalah proses filter yang melewatkan komponen citra dengan nilai intensitas yang tinggi dan meredam komponen citra dengan nilai intensitas yang rendah. High pass filter akan menyebabkan tepi objek tampak lebih tajam dibandingkan sekitarnya.
Aturan kernel untuk high-pass filter adalah:
1. Koefisien kernel boleh positif, negative, atau nol
2. Jumlah semua koefisien kernel adalah 0 atau 1
Contoh kernel  yang dapat digunakan pada high-pass filtering adalah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
I=imread('girl_gray.tif');
hpf1=[-1 -1 -1;-1 8 -1;-1 -1 -1];
hpf2=[ 0 -1 0;-1 5 -1; 0 -1 0];
hpf3=[ 1 -2 1;-2 5 -2; 1 -2 1];
J1=uint8(conv2(double(I),hpf1,'same'));
J2=uint8(conv2(double(I),hpf2,'same'));
J3=uint8(conv2(double(I),hpf3,'same'));
figure,imshow(I);
figure,imshow(J1);
figure,imshow(J2);
figure,imshow(J3);
Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 2.6.
3.     Operasi Transformasi
Proses image enhancement berbasis transformasi citra dilakukan dengan:
a. mentransformasi domain citra asal ke dalam domain lain yang sesuai bagi proses enhancement
b. melakukan proses enhancement pada domain baru tersebut
c. mengembalikan citra ke dalam domain spasial untuk ditampilkan/diproses lebih lanjut
Salah satu metode transformasi yang populer dalam aplikasi pengolahan citra digital adalah Fast Fourier Transform (FFT). Transformasi ini memindahkan informasi citra dari domain spasial ke dalam domain frekuensi, yaitu dengan merepresentasikan citra spasial sebagai suatu penjumlahan eksponensial kompleks dari beragam frekuensi, magnituda, dan fasa. Setelah dilakukan proses enhancement dalam domain frekuensi, informasi citra dikembalikan ke domain spasial. Contoh perintah untuk melakukan low-pass filtering dan high-pass filtering melalui FFT adalah:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I=imread('cameraman.tif');
IF=fft2(double(I));
mask_high=double(imread('maskpojok.bmp'));
mask_low=1-mask_high;
IFH=(IF.*mask_high);
IFL=(IF.*mask_low );
hasil_high=abs(ifft2(IFH));
hasil_low=abs(ifft2(IFL));
figure,imagesc(I),colormap gray,colorbar,axis image;
figure,imagesc(log(abs(IF +1)),[0 17]),colormap hot,colorbar,axis image;
figure,imagesc(hasil_high),colormap gray,colorbar,axis image;
figure,imagesc(log(abs(IFH+1)),[0 17]),colormap hot,colorbar,axis image;
figure,imagesc(hasil_low ),colormap gray,colorbar,axis image;
figure,imagesc(log(abs(IFL+1)),[0 17]),colormap hot,colorbar,axis image;
Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 2.7.

Cara Memaksimalkan Fitur HDR di Kamera Ponsel



Jika membuka fitur kamera smartphone saat ini, kita pasti menemukan High Dynamic Range (HDR). Tahukah kamu kegunaan fitur tersebut? Bagaimana dan kapan waktu yang tepat menggunakannya?.
Bagi yang menggeluti fotografi ponsel pasti mudah menjawab pertanyaan di atas. Bagi yang awam, hal ini tentu saja membingungkan karena ternyata ada aturan cara pakainya.
Mengenai ini, saya akan berbagi informasi agar kamu yang masih bingung dapat menggunakan fitur ini dengan maksimal.  
Contoh foto di atas, diambil pagi hari, sekitar  pukul 06.50 WIB. Lokasinya di lereng Gunung Bromo. Menggunakan kamera beresolusi 8 MP ASUS Zenfone 5. Smartphone ini pun dibekali kamera depan 1,2 MP dengan mudah menghasilkan foto (yang kami anggap) bagus dengan hanya mengaktifkan fitur HDR yang sudah tersedia di kamera.
Dengan fitur HDR, pencahayaan dan detail foto dapat diproduksi dengan baik sehingga kualitas hasil gambar menakjubkan. Cara kerja fitur ini tidak hanya merekam satu gambar saja, melainkan tiga gambar sekaligus dengan tingkat eksposur yang berbeda. Kemudian tiga gambar tersebut digabungkan untuk mengambil bagian-bagian yang terbaik.
Pengambilan tiga gambar tersebut dapat dirasakan ketika menggunakan fitur ini. Kamera akan merekam agak lama dari moda normal ketika shutter mulai ditekan. Pada momen ini tangan Anda harus kuat agar tidak terjadi goncangan. 
Kapan baiknya fitur HDR digunakan? Situasi di alam bebas, pemandangan gunung dan berbagai obyek lainnya sangat tepat jika kamu menggunakan HDR. Lensa kamera tidak seperti mata kita yang bisa membedakan dengan jelas kontras obyek di atas gunung yang cerah hingga obyek di bawah pepohonan.
Fitur HDR dapat pula digunakan pada saat obyek berlimpah cahaya atau kurang cahaya. Biasanya disituasi cahaya berlebih pada obyek, hasil gambar akan gelap atau terang sehingga detailnya tidak terekam.
Sementara di kondisi minim cahaya ada bagian yang kuat cahaya atau bagian belakang lebih terang, sehingga nantinya pada gambar akan ada bagian yang hitam pekat atau detail dibagian itu tidak tertangkap. Fitur HDR mampu memaksimalkannya menjadi gambar kontras yang menarik.

Tips menggunakan fitur HDR

1.      Pakai tripod. Tujuannya untuk menghindari goncangan. Kalau tidak ada pegang yang kuat atau gunakan perintah suara
2.      Gunakan fitur bracketing jika ada. Biasanya fitur akan mengambil lebih dari satu gambar dan Anda dapat memilih yang terbaik.
3.      Fokus pada obyek. Detail yang baik dihasilkan oleh titik fokus yang tepat di obyek.
4.      Hindari obyek bergerak. Kalau tidak hasil gambar akan kabur atau tidak fokus karena kamera akan merekam dalam kecepatan lambat.

5.      Biasakan sebelum mengambil obyek dengan fitur HDR, Anda terlebih dahulu mengambilnya tanpa fitur HDR agar dapat membandingkannya

Soo, supaya kamu lebih mahir lagi, sangat dianjurkan untuk sering berlatih dan hunting ke 
berbagai tempat...keep spirit dan teruslah berlatih.

Topologi Jaringan

Topologi Jaringan

1. Topologi Star

Dilihat dari namanya, sudah pasti topologi yang satu ini membentuk topologi sebuah bintang. Karena topologi star ini memiliki satu node inti dimana note inti tersebut berada di bagian tengah, sedangkan yang komputer lainnya akan dihubungkan dengan node lainnya. Untuk lebih jelasnya gambaran dari topologi Star ini, Anda dapat melihat gambar dibawah ini.
Topologi MESH
Kelebihan dari jenis jaringan komputer topologi Star ini yaitu apabila salah satu kabel yang terputus atau rusak, hal tersebut tidak akan mengganggu dan merusak seluruh komunikasi yang ada dan jaringan pun tetap akan berjalan seperti semestinya.
Dan kekurangan dari topologi Star ini yaitu apabila HUB yang menjadi pusat jaringan mengalami kerusakan atau kegagalan, maka dari itu seluruh komunikasi atau jaringan akan berpengaruh dan menjadi gagal beroperasi. Hal itu pula yang kemudian mengharuskan menggunakan kabel yang nantinya akan ditarik pada satu titik tengah.

2. Topologi Bus

Topologi BUS
Topologi Bus merupakan salah satu topologi yang sering kali digunakan oleh banyak orang untuk menghubungkan komputer-komputer yang ada. Pada topologi Bus ini hanya perlu menggunakan satu kabel yang panjang dan terminal.
Dan kemudian pada akhirnya akan ada terminator pada bagian akhir dari kabel. Proses topologi Bus ini dirasa lebih mudah pada proses instalasinya.
Keuntungan dari Topologi Bus ini yaitu tidak membutuhkan HUB dan Switch pada pengaplikasiannya, dan pada topologi ini juga sangat mudah untuk menambah perangkat komputer yang baru. Sedangkan kekurangan dari topologi Bus ini yaitu ketika menambah perangkat akan terasa sangat lamban pada jaringannya dan apabila kerusakan pada kabel pertama akan mempengaruhi kinerja dari seluruh jaringan yang ada.

3. Topologi MESH




Topologi MESH
Topologi Mesh merupakan jenis jaringan komputer yang membentuk koneksi antar perangkat komputernya yang saling terhubung secara langsung dengan komputer lainnya dalam satu jaringan. Kelebihan dari Topologi ini yaitu dapat mendeteksi kesalahan ataupun gangguan dalam jaringan secara cepat dan keamanan pada sebuah data yang di bagikan dalam jaringan topologi tersebut bisa ditingkatkan sesuati kebutuhannya.