Latest Updates

Jadi Floor Director itu, Keren!

Jadi Floor Director itu, Keren!
[ Oleh : Supriyadi ]



Tiga puluh menit lagi on air! Begitu ”perintah” produser setengah jam sebelum siaran langsung sebuah acara televisi. Waktu terus berjalan, beberapa crew masih kelihatan santai. Dua orang cameraman berbincang, entah topik apa yang mereka bicarakan. Make up anchor alias pembawa acara baru saja selesai, si anchor yang kebetulan keturunan Arab cantik itu bergegas menuju studio dengan latar green screen yang memang hanya berjarak beberapa meter saja dari ruang make up.

Lima menit lagi on air! Kali ini giliran program director berteriak. Semua crew sudah standby. Suasana studio masih terasa santai, hingga PD mengucapkan count down : 10.., 9…., 8…, Dan…..salah seorang cameraman teriak ”Heiii….(sensor) baju lu blum dikancingin satu tuh

Rutinitas terkadang menjemukan, karena rutinitas pula kegiatan yang penting itu bisa menjadi keteledoran. Saat itu paling tidak, ada empat orang crew di studio dan empat orang di sub control, andaikan saja salah satu cameraman gak ngeh dengan kancing baju mbak news caster tadi tentu saja hal fatal akan terjadi. Acara televisi adalah kerja tim, kesalahan satu orang berarti kesalahan tim. Yang paling bertanggung jawab atas kejadian di atas adalah Floor Director.



Siapakah Floor Director ?

Floor Director merupakan pimpinan alias bos di studio, di beberapa stasiun televisi dan production house, Floor Director biasa juga disebut sebagai Floor Manager. Floor Director adalah kepanjangan tangan dari Program Director/PD (tentang Program Director nanti akan kita bahas tersendiri). Floor Director mendengarkan perintah PD melalui sistem komunikasi intercom dari control room. Ibarat anggota tubuh, seorang FD menjadi telinga, mata, dan mulut seorang PD. Tugas utama seorang Floor Director adalah berkomunikasi dengan talent/pengisi acara. Dalam acara siaran langsung di studio, FD memiliki otoritas terakhir.

Sebelum produksi dimulai alias di pra produksi, seorang Floor Director harus memahami rundown terlebih dahulu. Jika ada perubahan dalam rundown, maka sebagai pemimpin di studio, FD harus segera mengkomunikasikannya dengan seluruh kru yang ada di studio. Juga jika ada perubahan yang melibatkan anchor misalnya, maka FD secepat mungkin memberitahukan pada anchor tersebut. Andrew Utterback dalam bukunya Studio-Based Television Production and Directing, menyarankan agar seorang FD memiliki semua pengetahuan hal teknis yang ada di studio, karena jika diperlukan FD bisa ”menggantikan” posisi tersebut.



FD dengan Crew di Studio

Komunikasi

Sekali lagi tentang masalah komunikasi. Komunikasi antar FD dan talent harus terjalin sejak sebelum produksi dan ketika produksi itu berlangsung. Misalnya ketika talent sudah berada di posisi yang baik, FD harus meyakinkan bahwa posisi clip on yang dikenakan talent sudah terpasang dengan baik. Atau ketika pengisi acara ”salah melihat kamera” maka FD harus segera memberitahukan talent tersebut untuk melihat ke arah kamera yang diinginkan. FD harus berperan aktif agar pengisi acara merasa nyaman dan akhirnya terlihat baik ketika berinteraksi dengan kamera. Ketika talent sudah berada pada blocking set, FD selalu berkomunikasi dengan crew yang ada di studio jika misalnya ada perubahan blocking pada talent.



Cuing Talent, Cuing Studio Crew

Jika pada saat produksi belum berlangsung, FD bisa memberikan arahan dengan bahasa verbal, maka tidak halnya ketika produksi berlangsung. FD memberitahukan semua perintahnya dengan cue alias tanda. Memberita tanda atau isyarat pada para pemain dan kru di studio harus dilakukan seefisien mungkin, sehingga talent dan juga crew faham betul dengan isyarat yang diberikan FD.



Command Hand :

Bahasa non verbal, seperti isyarat tangan, banyak dilakukan oleh Floor Director untuk memberi isyarat, baik pada crew yang ada di studio maupun pada para pengisi acara atau talent. Command hand sudah sangat lazim dipergunakan dalam produksi acara televisi di studio, bahkan command hand sudah menjadi kesepakatan umum di stasiun televisi mana saja.

Artikel ini saya tulis menjelang satu jam sebelum shooting, nanti saya lanjutkan lagi ya….



Referensi :

Studio-Based Television Production and Directing, Andrew Utterback

Television Production, Gerald Millerson

Cahaya dan Pencahayaan (1)


Shooting adalah melukis dengan cahaya. Unsur cahaya berarti sangat penting dalam pembuatan film maupun acara televisi. Cahaya tidak selalu berurusan dengan lampu. Ada sumber cahaya lain selain dari sumber lampu. Secara sederhana ada dua jenis sumber pecahayaan, yakni pencahayaan alami (natural) dan pencahayaan buatan(artificial).

Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh indera penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon, menanggapi ransangan cahaya terebut. Sederhanya, tanpa cahaya maka benda tidak akan kelihatan. Atas dasar itulah, produksi film dan video memerlukan cahaya agar subyek bisa terlihat.

Pencahayaan televisi dan film memiliki fungsi-fungsi berikut:
• Menyinari obyek/subyek
• Menciptakan gambar yang artistik,
• Menghilangkan bayangan yang tidak perlu
• Membuat efek khusus.

Menyinari objek artinya memberikan pencahyaan agar objek atau subjek bisa terlihat jelas sesuai konsep film itu sendiri. Tidak semua bayangan itu diperlukan dan tidak semua bayangan tidak diperlukan. Dengan pencahayaan tetentu bayangan bisa dihilangkan, dikurangi,atau bahkan ditambah. Perlu tidaknya bayangan atau shadow, lagi-lagi sangat tergantung dari konsep film itu sendiri.

Three Points Lighting
Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light.

Key Light adalah pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.

Fill Light merupakan pencahyaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilagkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.

Back Light, pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.

Selain 3 poin pencahayaan tadi masih ada jenis pencahyaan lainnya, yakni Background Light dimaksudkan agar setting/panggung tetap bisa kelihatan dengan baik.

Arah Cahaya
Arah cahaya dari pencahayaan akan bergantung pada ketinggian dan sudut dari sumber cahaya tadi. Dari atas, bawah, atau rata dengan obyek? Dengan demikian kita akan tahu bayangan yang dihasilkan cahaya tadi jatuh dimana. Peletakan sumber cahaya di atas subyek akan menghasilkan efek yang berbeda jika dibandingkan dengan peletakkan sumber cahaya dari arah bawah subyek. Arah pencahyaan ini biasanya disebut sebagai down angle dan up angle. Dengan down angle akan menghasilkan bayangan yang jatuh kea rah tubuh (kalau subyeknya orang). Sebagai contoh, konsep down angle bisa dilakukan pada scene interograsi, akan kelihatan dramatis. Sedangkan up angle akan menghasilkan pencahayaan yang kurang lazim, namun dengan penempatan pencahayaan seperti ini subyek akan kelihatan powefull dan gagah.


gambar dari http://www.dvxuser.com/

Kualitas Cahaya Kualitas pencahayaan berkaitan dengan keras atau lembutnya pencahyaan itu sendiri. Secara garis besar ada dua kualitas pencahayaan, yaitu hard light dan soft light. Hard light mempunyai karakteristik pencahyaan yang kuat dimana shadow atau bayangan lebih terlihat jelas. Softlight memiliki karakter sebaliknya, antara pencahyaan dengan bayangan hanya memiliki perbedaan yang tipis.

Rasio Pencahayaan
Lighting Ratio merupakan perbandingan antara brightness dan lightnest. Misalnya perbandingan 2:1, dimana pencahayaan area terang dua kali lipat dibanding area gelap. Teknologi video memungkinkan sampai pada rasio 4:1, area terang memiliki intensitas 4 kali lebih terang dibandingkan area gelap. Jika lebih dari itu, maka unsur detail bayangan atau shadow akan hilang.

Kontrol Cahaya
Ini merupakan metode untuk menambah atau mengurangi pencahayaan dari sumber cahaya. Penambahan atau pengurangan ini untuk menghasilkan efek tertentu. Misalnya efek cahaya matahari yang memancar masuk pada jendela kamar tidur, digunakan translucent yang ditempelkan dekat sumber cahaya.

Mengukur Intensitas
Intensitas cahaya yang yang dihasilkan dari key light, fill light,serta backlight bisa diukur oleh sebuah alat yakni Lightmeter. Ada dua jenis alat ini yaitu Incident and Reflectant. Incident diperuntukkan untuk mengukur intensitas cahaya yang “jatuh” pada subjek. Sedangkan Reflectant dipergunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipantulkan oleh subyek.

Jenis-Jenis Lighting Banyak sekali jenis lampu yang digunakan dalam proses pengambilan gamar atau shooting. Jenis lampu itu terdiri atas :

Blonde :1000-2000 watt, biasanya digunakan sebagai pencahayaan flood untuk area yang luas
Readhead : 650 - 1000 watt, digunakan sebagai key flood untuk area yang luas
Pepper Light : 100 - 1000 watt, lampu dengan intensitas rendah digunakan khusus untuk key atau fill light
HMI : ini merupakan jenis lampu kualitas tinggi
Hallogen : 100 - 500 watt, digunakan sebahgai key flood untuk area luas, jenis lampu ini biasanya digunakan untuk produksi dengan budgeting rendah.
Fresnell : jenis lampu yang memiliki lensa khusus yang memancarkan cahaya



Temperatur Warna


Temperatur Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap sebuah obyek ketika cahaya itu mengenai obyek. Ukuran temperatur warna dinyatakan dalam satuan derajat Kelvin (K). Semakin besar ukuran derajat Kelvin, maka warna obyek semakin putih, kebalikkanya maka obyek akan terlihat semakin menguning.

Aplikasi
Teori memang rada njelimet, bikin kepala nyut-nyutan. Tapi kawan, dengan dasar teori yang kuat, akan membantu kita di lapangan untuk “mempercepat” implementasi ide ke dalam tataran aplikatif. Demikian juga dengan tema cahaya dan pencahayaan kali ini. Bersambung….

Pengenalan / Konsep OOP

Pengenalan / Konsep OOP
OOP adalah teknik untuk membuat program objek, yaitu program yang tersusun dari kelas dan objek yang saling berhubungan. Hubungan antar kelas/objek ini dapat dilihat baik saat program ditulis maupun saat program dieksekusi.
Karena OOP merupakan teknik pembuatan program, maka ada pendekatan yang digunakan. Ada aturan yang harus diikuti saat menyusun programnya, dan ada tools yang digunakan untuk menuliskan programnya.

Belajar
Belajar OOP adalah belajar pemrograman, pusing juga sih karena bahasa pemrograman yang dipakai adalah JAVA, sudah lama saya tidak menggunakan bahasa pemrograman OOP (VB, FoxPro dsb). Mengapa begitu, yah karena sekarang lagi mendalami bidang Desain Grafis, dan Editing Film/Animasi tapi saya akan berusaha Pa Rommi. Nah menurut materi yang saya terima, ruang lingkup pembahasan OOPnya mencakup:

1.Belajar ide atau pendekatan yang menjadi konsep dasar OOP.
2.Belajar bagaimana menerapkan konsep dasar itu menjadi berbagai bentuk OOP.
3.Belajar bahasa pemrograman yang akan digunakan untuk membuat berbagai bentuk
OOP, seperti struktur program, sintaks penulisan, atau mekanisme eksekusi program.
4.Belajar menggunakan tools bahasa pemrograman untuk menulis program, kompilasi, dan
eksekusi.
5.Belajar menemukan dan mengartikan kesalahan program, dan memperbaikinya.

Belajar bagaimana mengimplementasi 1 s.d. 5 untuk membuat sebuah aplikasi yang utuh. Ada tiga konsep utama yang ada di OOP.

1.Encapsulation atau enkapsulasi ( merupakan penyembunyian informasi melalui private
dan protected.
2.Inheritance atau inheriten (merupakan suatu kelas berasal dari turunan pertama
atau lebih kelas lainnya).
3.Polymorphism atau polimorpisme (merupakan kemampuan objek berubah menjadi objek
yang lain.

Dari tiga konsep di atas, berikut adalah beberapa kelebihan OOP (yang diambil dari materi Pak Rommi, dalam webnya http://romisatriawahono.net dan dirangkum), yaitu: Pendekatan berorientasi masalah, segala sesuatu masalah bisa dimodelkan dengan objek.


1.Penyembunyian informasi, hanya variabel-variabel tertentu saja yang bisa diakses
sesuai dengan haknya
2.Reusability dan Ekstensibility, kode yang sudah ada bisa digunakan ulang, dan
kemudahan dalam pengembangan kode
3.Meningkatkan maintenability, kesalahan atau kekurangan pada kode dapat langsung
diperbaiki di blok kode tersebut.
4.Satu lagi, program bakal lebih terstruktur dan terorganisasi. Selain itu
penghematan penulisan kode program (kelebihan polimorpisme).

Sekarang kita bahas tentang tiga konsep itu, sebelumnya saya kasih tau dulu yach bahwa OOP itu pasti menggunakan Class.

Enkapsulasi
Enkapsulasi atau pengkapsulan pada intinya adalah kita gak perlu tau apa sih yang ada dalam objek itu (class), yang kita butuhkan adalah apa kegunaan, bagaimana cara memakainya dan apa yang akan terjadi. Ilustrasinya adalah motor. Gimana cara ngidupin motor? masukin kunci, tekan tombol starter dan gas atau kalo gak ada dienkol aja. Mudah bukan? Kita gak perlu tahu apa sih yang terjadi sebenarnya pas kita mencet starter atau engkol, taunya motor hidup trus bisa dijalankan. Ilustrasi lainnya adalah remote control tanpa kabel pada mobil-mobilan. Kalian kan tidak perduli kerja remote control itu yang sebenarnya, yang penting begitu dihidupin dan stiknya digerakin ke atas dia bakal maju. Begitu digerakin ke kanan, dia bakal belok, dst.

Contoh terakhir adalah jam tangan. Ini juga penjelasan yang paling mudah dipahami. Taukan fungsi jam? betul, buat nunjukin waktu. Pas beli jam tangan kita hanya memilih tampilan dan kualitas yang bagus, itu yang terpenting. Masa bodo dengan cara mesin rangkaian digital yang bekerja di dalam jam itu.
Gimana ngertikan konsep enkapsulasi? intinya kita hanya perlu tau apa kegunaannya, gimana cara memakainya dan hasilnya apa.

Enheriten
Yang ini intinya adalah mengembangkan class yang sudah ada. Jadi kita gak perlu ngebentuk dari awal lagi, class yang sudah ada bisa dimodifikasi dan/atau ditambah fungsinya sesuai dengan kebutuhan. Ada yang bisa ditambah ada yang dimodifikasi. Sekarang ilustrasi yang ditambah dulu yach... Contohnya sama dengan enkapsulasi, dulu mobil remote kontrol tanpa kabel hanya ada satu tombol. bila dipencet mobilnya akan maju, dan kalo gak dipencet mobilnya muter-muter terus searah jarum jam. Sekarang bisa bergerak sesuai keinginan kita.

Contoh lain adalah tentang jam tangan. Dulu fungsi jam tangan hanya sebagai penunjuk waktu saja, tapi sekarang fungsinya sudah nambah, dari yang bisa nampilin tanggal sampe kalender.
Sekarang contoh yang dimodifikasi. Jika dulu perseneling mobil hanya manual sekarang sudah ada yang otomatis

Jadi, dengan inheriten semua perubahan itu gak ngerubah bulat-bulat objek yang ada, tetapi hanya menambah dan memodifikasi dengan mempertahankan objek (class) awalnya.
Polimorpisme

Ini adalah inti dari OOP. Sebab dengan satu baris perintah kita bisa menggunakannya untuk berbagai keperluan, fungsi itu akan menyesuaikan sendiri ke pemanggilnya. Ilustrasinya adalah tombol play. Dimana-mana tombol play fungsinya sama, untuk menjalankan. Coba liat, padahal kan beda cara kerja tombol play di vcd dan radio.
Bagaimana? gak ngerti? Saya gak nyalahin kok, saya aja untuk konsep terakhir ini juga masih bingung dan bingung (rada ribet dibuatnya). Melihat diberbagai referensi pun tidak ada yang memberikan contoh yang mudah dipahami. Hanya itu contoh klasik yang rada nyambung. Nanti bakal ngerti sendiri kok kalo udah paham dua konsep sebelumnya. Inti Polimorpisme adalah objek yang kita gunakan ini bisa berubah sesuai dengan kondisi yang terjadi. Jadi kita gak perlu menuliskan kode program panjang-panjang.

Pokoknya musti belajar banyak banyak deh untuk memahami OOP berbasis JAVA ini, teman teman penghuni PojokSpy mungkin hanya itu yang bisa saya jelaskan, saya juga lagi belajar lagi nih sama Pa Rommi. Sekian.

10 Kebiasan efektif pembicara andal

10 Kebiasan efektif pembicara andal

Pembicara andal selalu menghadapi resiko pada saat ia berbicara atau berpresentasi walau begitu pembicara andal selalu fokus untuk tampil lebih baik Dibawah ini ada 10 kebiasaan efektif yang dilakukan seorang pembicara andal : (source : IBSC TV Presenter)

1. Selalu berusaha menemukan cara untuk menjadi pembicara andal. Selalu meningkatkan performa dari pengalaman yang dimiliki, selalu belajar dan mencari cara agar materi yang disampaikan sesuai dengan audiens.

2. Selalu tabah untuk meraih kesuksesan. Didalam dunia public speaking tidak ada yang instant. Jangan ragu untuk belajar pada sekolah presenter ataupun rajin-rajin bertanya pada ahli dalam public speaking.

3. Mencintai materi yang akan dibawakan. Audiens tidak akan mendengarkan anda jika anda sendiri tidak interest dengan materi yang anda bawakan.

4. Rasakan dan sensitive terhadap keinginan audiens. Bagikan pengalaman yang tidak menyenangkan kepada audiens ketika anda membawa acara.

5. Menghindari pernyataan maupun joke yang menyinggung audiens. Menggunakan anekdot ataupun quotation untuk menjaga konsentrasi audiens.

6.Menyiapkan materi presentasi dengan teliti. Belajar dari materi yang telah lampau dan menyempurnakannya berdasarkan pengalaman yang ada.

7. Membangun cerita untuk point penting dalam presentasi sehingga kemampuan untuk bercerita (story telling) harus selalu dipelajari.

8. Berkomunikasi dengan seluruh panca indera. 80% komunikasi yang efektif terjalin melalui komunikasi visual dan 20% dari audio dan verbal. Jangan remehkan alat Bantu visual dalam presentasi.

9. Latihan, untuk mencapai kesempurnaan. Berlatih didepan kaca dan teman.

10. Tidak lupa untuk mengapresiasikan diri sendiri. Bersyukur bahwa tidak semua orang diberi kesempatan dan kemampuan untuk menjadi seorang pembicara.

Best regard,

Filosofi Gambar

Filosofi Gambar
Melalui unsur verbal dan visual (nonverbal), diperoleh dua tingkatan makna, yakni makna denotatif yang didapat pada semiosis tingkat pertama dan makna konotatif yang didapat dari semiosis tingkat berikutnya. Pendekatan semiotik terletak pada tingkat kedua atau pada tingkat signified, makna pesan dapat dipahami secara utuh (Barthes, 1998:172-173).

Menurut tesis yang dikemukanan ahli semiotika dunia Roland Barthes di atas, namun pada tulisan saya kali ini justru akan lebih banyak melihat dari makna pertama utamanya unsur visual (gambar) yakni makna denotatif. Penulis akan mencoba bagaimana makna-makna verbal itu dihasilkan dari sisi praktisi, si pembuat pesan ( sinematografer, videografer, filmmaker, videomaker, broadcaster).
Secara spesifik penulis akan mengurai ada filosofi gambar di balik sebuah shot. Ketika kita menonton sebuah film atau tayangan televisi, sebenarnya kita sedang menyaksikan rangkaian shot dalam sebuah scene, dan rangkaian scene dalam sebuah sequence, dan seterusnya hingga kita melihat tayangan atau film secara utuh. Disadari atau tidak disadari sebenarnya penonton telah disuguhi ratusan bahkan ribuan shot yang muncul silih berganti di layar televisi setiap harinya.
Pasti ada pesan yang ingin disampaikan oleh si pembuat dalam menciptakan rangkaian shot-shot tadi, sayangnya tidak semua pesan bisa disampaikan dengan baik dan celakanya hal ini karena ”kesalahan” dari si pembuat pesan. Shot semestinya tidak semata urusan teknis mekanis dan estetis,menyampaikan pesan akan ”berurusan” dengan falsafah, the philosophy of the shot. Wah serumit itukah? mari kita pahami sampai tuntas.
Belum ada kesepakatan tentang definisi yang benar-benar pas tentang apa itu sebenarnya shot. Ketika kita menekan tombol rec atau start sampai kita tekan sekali lagi tombol yang sama, maka itu adalah satu shot. Walaupun hanya satu detik atau bahkan sampai satu jam dari awal sampai akhir, baik bergerak maupun diam.

SHOT SIZE/Type of Shot
Shot size/type of shot atau ukuran shot adalah besar kecilnya subjek dalam sebuah frame.Type of shot itu terdiri atas :
ECU : Extreme Close Up (detail shot)
VCU : Very Close Up (shot wajah) dari atas kepala sampai dagu
BCU : Big Close Up (tight CU, full kepala), wajah memenuhi layar
CU : Close Up, dari keapala sampai pundak
MCU : Medium Close Up,
Knee, 3/4Shot :
MLS : Medium Long Shot
LS : Long Shot
ELS : Extra Long Shot (extereme LS, XLS)

Masing-masing ukuran shot di atas akan memiliki makna yang berbeda-beda ketika diimplementasikan pada pengambilan sebuah gambar/shooting.
Long Shots,
Secara umum penggunaan shot jauh ini akan dilakukan jika :
1. Untuk mengikuti area yang lebar atau ketika adegan berjalan cepat
2. Untuk menunjukkan dimana adegan berada/menujukkan tempat
3. Untuk menujukkan progres
4. Untuk menjukkan bagaimana posisi subjek memiliki hubungan dengan yang lain
Medium Shots,
Type shot seperti ini yang paling umum kita jumpai dalam film maupun televisi. Jenis shot ini adalah paling aman, karena tidak ada penekanan khusus seperti halnya pada Long Shots dan Close Shots. Semua adegan bisa ditampilkan dengan netral di sini.
Close Shots,
televisi adalah media close up. Awalnya premis ini karena berkaitan dengan hal teknis. Pertama, acara dengan media televisi harus ditampilkan secara close up karena ukuran televisi yang kecil jika dibandingkan dengan layar di bioskop. Ke dua, berbeda juga dengan bisokop, acara televisi ditonton sambil lalu, akan lebih cocok menampilkan gambar-gambar dengan close shot/padat.
Tapi,yang perlu dipahami juga justru makna-makna yang ditampilkan ketika shot-shot itu dibuat secara close up. Efek close up biasanya, akan terkesan gambar lebih cepat, mendominasi, menekan. Ada makna estestis, ada juga makna psikologis.

MOVEMENT
Terdapat paradoks dalam menciptakan camera movement untuk menghasilkan perubahan visual ketika mencoba membuat invisible movement. Secara teknis hal ini dimaksudkan untuk menghindari bergesernya perhatian penonton. Caranya adalah dengan melakukan pergerakkan kamera yang mengikuti pergerakkan subjek. Tapi yang harus diperhatikan tentu saja adalah tujuan atau motivasi dari pergerakkan kamera itu dibuat. Secara umum, menurut Peter Ward dalam Digital Video Camerawork, motivasi itu antara lain :
1. Untuk menambah interest visual
2. Mengekresikan kegembiraan
3. Meningkatkan ketegangan
4. Memberikan interes pada subjek baru
5. Memberikan perubahan angle/sudut pandang.
Secara khusus, ada dua kaidah dalam mengontrol camera movement, yakni menyesuaikan gerakkan dengan aksi subjek sehingga gerakan kamera akan distimulasi oleh aksi dan yang kedua adanya kebutuhan untuk menjaga komposisi yang baik selama pergerakkan.
Hampir di keseluruhan shot yang ditampilkan dalam film Emergency Room atau E.R. menggunakan konsep ini, dengan demikian efek dramatis tercipta sehingga penonton akan merasakan bagaimana suasana yang sangat dinamis di setiap ruang rumah sakit. Demikian juga di beberapa filmnya Rudy Soedjarwo, walaupun menurut saya masih terasa nanggung. Jadi, apa sebenarnya motivasi Rudy membuat film dengan konsep handheld tersebut ?

ANGLE
Secara mekanis, angle atau sudut pengambilan gambar itu berhubungan erat dengan lensa kamera, baik jenis lensa yang digunakan maupun penempatan kamera itu sendiri. Masih menurut Ward, ruang internal shot sering menonjolkan kualitas emosional dari adegan. Perspektif yang normal untuk membangun shot sering digunakan secara gamblang dan langsung. Tinggi lensa akan mengendalikan bagaimana penonton mengidentifikasi subyek. Lensa rendah akan mengurangi detail level latar belakang dan menghilangkan indikasi antara latar belakang dengan objek. Posisi lensa yang tinggi memiliki efek sebaliknya.
1. Low Angle
Pengambilan gambar dengan low angle, posisi kamera lebih rendah dari objek akan mengakibatkan objek lebih superior, dominan, menekan.
2. High Angle
Kebalikan dari low angle, akan mengakibatkan dampak sebaliknya, objek akan terlihat imperior, tertekan
Dengan mengetahui dampak pesan yang akan tersampaikan dari sudut pengambilan gambar ini, diharapan sinematografer atau videografer bisa mengkonstruksi shot-shot yang akan dibuat sesuai dengan pesan apa yang ingin kita sampaikan pada penonton.
Satu sekuens yang sama akan dimaknai berbeda ketika pemlihan angle shot yan berbeda pula. Misalnya adegan demontrasi mahasiswa, rangkaian petama : 1. long shot para demontrans, 2. high angle demonstran teriak-teriak, 3. low angle polisi sedang menggebuki demonstran. 4. high angle demontran kesakitan, sedangkan rangkain ke dua : 1. long shot para demontrans, 2. low angle demonstran teriak-teriak, 3. high angle polisi sedang menggebuki demonstran. 4. low angle demontran.Dalam sekuens pertama, penonton akan memaknai rangkaian shot tersebut bahwa ada demontrasi yang dilakukan mahasiswa, polisi dengan superioritasnya bisa menangani aksi demontrasi itu dengan sikap represif, mahasiswa teretekan. Sedangkan dalam rangkain shot pada sekuens ke dua, penonton akan melihat demontrasi yang dilakukan mahasiswa walapun dijaga oleh para polisi, mahasiswa terlihat superior dan mendominasi bahkan lebih gagah dari para polisi.
Ya, ini baru satu aspek saja yakni dari angle atau sudut pengambilan gambar bisa menghasilkan efek yang berbeda pada penonton. Jadi, angle menjadi elemen makna atau pesan. Pesan apa yang ingin disampaikan pemberi pesan ?
Secara detail, Ward mengemukan bahwa sudut lensa mana yang dipilih tergantung dari tujuan shot, yang terdiri atas :
1. Menonjolkan subyek prinsip
2. Menonjolkan subyek prinsip
3. Menyediakan variasi ukuran shot
4. Memberikan kelebihan tambahan terhadap subyek yang dipilih
5. Menyediakan perubahan sudut atau ukuran shot untuk memungkinkan terjadinya inter
cutting yang tidak menonjol
6. Menciptakan komposisi shot yang baik
7. Meningkatkan arah mata

Tips untuk berpresentasi

Tips untuk berpresentasi
Pastikan anda mengetahui kebutuhan dari audiens anda. Kuasai materi presentasi anda. Bicaralah dengan terurut dan selalu melatih cara bicara anda dirumah didepan cermin. Tidak ada salahnya anda mencoba untuk merekam presentasi anda dalam tape maupun handycam untuk mempelajarinya sehingga memperbaiki cara presentasi anda.


Ketika anda berbicara didepan audiens, maka anda menjadi aktor diatas panggung. Bagaimana anda penampilan karakter anda menjadi sangat penting. Berpakaianlah sesuai dengan situasi yang anda hadapin. Munculkan kesan antusias, ramah, tenang, percaya diri dan jangan terlihat sombong. Usahakan serileks mungkin walaupun anda nervous. Berbicaralah dengan ritme yang tepat, jelas dan tunjukan bahwa anda menjiwai topik yang anda bawakan. Tidak ada salahnya anda memastikan bahwa audiens yang berada pada posisi yang terjauh dari anda dapat mendengar suara anda dengan jelas. Variasikan suara nada dan dramatisasikan apabila diperlukan.


Bahasa tubuh menjadi sangat penting. Cara anda berdiri, berjalan ataupun bergerak harus disesuaikan dengan gesture tangan dan ekspressi wajah. Apalagi jika anda melakukan presentasi dengan membaca teks bahasa tubuh menjadi lebih penting lagi. Jika memungkinkan hindari cara presentasi dengan membaca teks, tidak ada salahnya anda menggunakan perlengkapan power point. Usahakan hindari presentasi dengan text yang panjang dan audiens “dipaksa” untuk membacanya.


Berbicaralah dengan penuh keyakinan terhadap yang apa yang anda bicarakan. Pengaruhilah audiens anda secara efektif. Hindari membaca dari catatan, jika anda melakukan kesalahan, perbaiki dan segera lanjutkan. Tidak dianjurkan bagi anda untuk memohon maaf atas kesalahan tadi. Tatap mata audiens semua audiens anda, anda dapat menggunakan metode 3 detik untuk menatap audiens anda untuk memastikan audiens anda memperhatikan anda dengan seksama. Sapalah audiens anda, dengarkan pertanyaan mereka, responslah reaksi mereka, sesuaikan dan adaptasi adalah kata kunci. Ingat komunikasi adalah kunci dalam komunikasi


Gunakan teknik ”pause”, teknik ini penting untuk audiens dan juga kamu untuk merefleksikan dan berfikir terhadap apa yang telah disampaikan. Jangan biarkan anda membiarkan presentasi berjalan begitu cepat sehingga tidak dapat diikuti audiens. Gunakan humor jika dimungkinkan, kadangkala teknik ini bermanfaat untuk menjaga audiens tetap fokus pada saat presentasi.


Terakhir jangan lupa untuk menyampaikan presentasi secara terurut mulai dari pengenalan, fokus presentasi dan konklusi.


Selamat berpresentasi.

White Balance

White Balance
Camera sudah di "White Balance". Lalu Camera Rolling. Lalu anda berpindah lokasi, perlukah kita melakukan White Balance ulang ?
Jawabannya, ya.

White Balance dibutuhkan saat :
1. Perpindahan lokasi dari Outdoor ke Indoor
2. Perpindahan lokasi dari tempat teduh ke bawah terik Matahari
3. Dari suasana menjelang senja dan "outdoor natural light' mulai redup
4. Saat rasio "Temperature" cahaya berubah. Misalnya, ruangan indoor menggunakan cahaya
matahari.
5. Kamera dimatikan.
Semoga bermanfaat.

Tips Menjadi REPORTER

Tips Menjadi REPORTER
Siapa Itu Reporter?
Berdasar arti kata yang berasal dari bahasa asing, “pembuat laporan”.

Fungsi Reporter
Bayangkan musafir, yang mengembara ke mana-mana, kemudian menyampaikan cerita yang menarik hasil pengembaraannya kepada orang lain yang ingin mendengarkan ceritanya.

Apa Saja Yang Harus Diperhatikan?

1. Tanggung jawab (kebenaran, urgensi dan relevansi terhadap situasi)
2. Menulis efisien (pendek, tapi bermutu)
3. Bahasa gambar (tiap naskah, apa gambarnya?)
4. 2 in 1 dengan cameraman
5. Pengetahuan luas

Sudahkah Anda Meningkatkan Pengetahuan?
1. Apakah kemarin membaca buku? Buku apa? Berapa bab atau halaman?
2. Apakah kemarin membaca koran? Berapa koran?
3. Apakah sudah menulis kemarin? Tentang apa dan berapa banyak?
4. Nonton film? Ikut seminar atau ceramah? Dapat input apa?

Modal Lain?
1. Jaringan/ persahabatan
2. Rasa ingin tahu yang besar
3. Perpustakaan sendiri. Why not?
4. Bahasa asing
5. Internet and technology minded
6. Intuisi
7. Berani tampil

Yang Dibutuhkan Industri?
Reporter yang kritis, kreatif dan penuh vitalitas untuk memperoleh berita yang baru dan bermakna bagi banyak orang.
Semoga bermanfaat

Empat Points menjadi Profesional TV/Filmmaker

Empat Points menjadi Profesional TV/Filmmaker
Sebagai seorang profesional Video maker atau Filmmaker, kita seringkali harus bekerjasama dengan berbagai profesional lain (kru, DOP, Produser, Sutradara, Penulis Skenario, Penata Artistik, dll) dalam proyek dan produksi yang berbeda-beda.
Dan keberagaman ini sangat penting untuk tetap menumbuhkan kreativitas seni visual yang "Fresh" dan "Different" sehingga hasil akhirpun menjadi sebuah karya yang sesuai dengan production design yang diinginkan. Untuk itu, bila anda ingin maju, sebaiknya hindari bekerjasama dengan tim langganan yang itu-itu saja. Atau bila sudah ada tim yang solid, cobalah bereksplorasi dengan profesional lain untuk mendapatkan penciptaan-penciptaan baru. Steven Spielberg saja, tidak pernah mempunyai langganan tim produksi yang solid. Bahkan dalam karyanya Schinder List, Spielberg justru bekerjasama dengan profesional dokumentaris yang kuat dalam produksi dokumenter.
Kunci utama keberhasilan sebagai seorang profesional ada Empat Points:
1.Skill
Skill, ini persyaratan utama. Anda wajib menguasai skill dalam bidang profesi anda baikuntuk teknis maupun non teknis. Biasanya Skill bisa dipelajari di berbagai sekolahTV/Film, bisa juga dengan berguru pada para senior dan mencari pengalaman.
2.Network
Sedangkan Networking dibutuhkan agar anda masuk ke dalam jaringan industri yang mengakui skill anda.
3.TeamWork
Kalau sudah mendapatkan Network maka yang diuji adalah kemampuan anda untuk Team Work dengan tim produksi yang selalu berbeda, bukan hanya dengan orang yang itu-itu saja. Kalau anda tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, maka Networking ini akan terhenti dengan sendirinya. Dan anda tidak diakui lagi sebagai seorang Profesional.
4.Etika
Yang terakhir adalah Etika! nah ini sering dilupakan oleh para tv maker/filmmaker instant yang terburu-buru ingin segera tampil sebagai profesional. Etika ini tumbuh dari bawah, bila anda memulai karir anda sebagai seorang asisten produksi atau kru unit atau kru lighting dsb maka anda akan merasakan bekerja sebagai kru dilapangan. Ini akan menumbuhkan rasa solidaritas dan etika ketika anda menjadi profesional. Bila tidak, anda akan terbuang dari industri hanya karena tidak punya etika yang baik. Etika ini juga termasuk dengan tata cara bekerja, menjaga kepentingan klien, tata bahasa, menjaga networking dengan para senior, dsb.
Sesungguhnya banyak anak2 muda kreatif bahkan punya modal finansial yang kuat untuk maju. Tapi mereka terjungkal karena tidak dimodali keempat points diatas. Sekarang saja, puluhan ribu anak2 muda kuliah broadcast, komunikasi dan film di dalam dan diluar negeri.
Ratusan lainnya membeli peralatan digital dan langsung berkarya.... namun bila tidak ada Skill, Network, TeamWork dan Skill... you will be gone no matter what.....
Semoga bermanfaat

Tips Memotret dengan Kamera Ponsel


Bagi peminat dunia fotografi, memotret adalah pekerjaan serius yang memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Kamera yang digunakan pun tentu harus memadai, entah pakai kamera manual maupun kamera digital. Ada banyak literatur, baik berbentuk buku, majalah, maupun website yang membahas tentang dunia fotografi.
Namun bagi kebanyakan kita, memotret barang kali hanya sekadarselingan untuk bersenang-senang, itu pun dilakukan cukup dengan kameraponsel. Soal hasil, tentu tidak bisa dibandingkan dengan fotografer profesional. Meski demikian, beberapa tips berikut tidak rugi untuk kita ikuti agar kualitas jepretan dengan kamera ponsel bisa"maksimal".
1. Pencahayaan adalah kunci memotret dengan kamera ponsel. Semakinterang cahaya yang jatuh pada objek foto, kemungkinan hasil yang didapat akan semakin baik. Jika berada dalam ruang, nyalakan semua lampu yang ada. Jika ponsel dilengkapi lampu blitz, pastikan dalam kondisi "on" meskipun memotret di luar ruang. Hindari memotret berlawanan dengan sumber cahaya karena hasilnya akan membentuk gambar siluet.

2. Semakin dekat dengan objek semakin baik. Kamera ponsel berbeda dengan kamera biasa. Untuk itu, perhatikan benar jarak dengan objek sehingga bisa menghindari hasil dengan gambar objek yang terlalu kecil dan tidak jelas. Umumnya gambar kamera ponsel lebih kecil dari yangterlihat di layar akibat resolusi yang rendah. Tetapi, harap juga diperhatikan bahwa jika jaraknya terlalu dekat dengan objek, hasilnya juga tidak baik.

3. Sejauh mungkin usahakan agar ponsel dalam kondisi tidak bergerak. Seperti kamera biasa, semakin stabil kamera ponsel maka hasilnya akan semakin baik. Ini terutama pada saat kondisi pencahayaan yang minim. Yang penting harus diketahui, kamera ponsel mempunyai kelemahan yang disebut shutter lag, yaitu ada selang waktu sekian detik setelah tombol di tekan baru gambar diambil. Karena itu, usahakan tempat menjaga posisi ponsel setelah menekan tombol. Tidak seperti kamera digital yang mempunyai tripod, umumnya ponsel hanya dipegang tangan maka unsur stabilitas menjadi urusan sang pemotret.

4. Edit belakangan. Meskipun kamera ponsel Anda dilengkapi dengan fitur editing foto, sebaiknya proses editing tetap dilakukan pada komputer PC. Umumnya perangkat lunak di PC mempunyai fasilitas yang lebih lengkap untuk memproses gambar, juga untuk berjaga-jaga dengan membuat backup-nya. Jangan lupa untuk selalu mengambil gambar dalam mode warna karena setiap saat kita bisa mengedit menjadi gambar hitam-putih. Sebaliknya, jika diambil dalam mode hitam-putih, tidak mungkin kita bisa mengeditnya menjadi gambar berwarna sesuai aslinya.

5. Jangan terburu menghapus foto yang "hancur". Kualitas layar ponsel memang tidak semuanya sebagus seperti monitor PC. Tidak jarang fotoyang dihasilkan dari kamera ponsel akan lebih bagus dilihat pada layar monitor daripada di layar ponsel.

6. Hindari menggunakan fitur zoom. Meski menarik untuk memotret objekyang diperbesar dengan zoom digital, namun sesungguhnya hal inimenurunkan kualitas foto yang dihasilkan. Tetapi, bila kamera ponsel Anda dilengkapi dengan zoom optical, zoom tidak akan berpengaruh.

7. Gunakan fitur "white balance". Meski jarang dipakai atau bahkan tidak banyak yang tahu, fitur ini memungkinkan Anda untuk mengatur pewarnaan proses pengambilan gambar berdasarkan kondisi yang ada. Garis besarnya, objek akan kelihatan lebih terang atau gelap. Namun, sebaiknya coba-coba dulu untuk mendapatkan pengalaman hasil terbaik.

8. Ambil gambar sebanyak mungkin. Kamera digital, termasuk pula kameraponsel, hadir dengan kelebihan efisiensi biaya dibanding kamera berbasis rol film. Sehingga mengambil gambar sebanyak mungkin tidak akan menambah biaya Anda. Hasilnya, Anda mempunyai banyak pilihan untuk menentukan mana yang terbaik untuk disimpan.

9. Berkreasilah dengan komposisi letak objek. Untuk mendapatkan hasil yang menarik gunakan sudut pandang yang kreatif. Usahakan memotret dari sudut-sudut "yang tak biasa". Jadi meski kualitas foto tak sebagus kamera digital, tapi kalau dari sisi komposisi enak dipandang, hasilnya lumayan.

10. Jaga kebersihan lensa kamera ponsel Anda. Karena alat inisebetulnya adalah ponsel maka tak heran bila urusan menjaga lensa kadang terabaikan. Maklum selain disimpan di saku, ponsel juga lebih sering menempel di kuping. Tak heran keringat atau sidik jari menempe di lensa. Gunakan kain halus dan bersih untuk membersihkan secara teratur lensa kamera ponsel Anda.

11. Perhatikan etika/aturan memotret pada beberapa tempat. Meskipun umumnya tidak ada tanda peringatan gambar kamera ponsel disilang,tentu saja bila di satu tempat dilarang memotret dengan kameradigital, kamera ponsel pun dilarang. Kamera ponsel memang sangat mudahuntuk mengambil gambar di tempat-tempat yang "tersembunyi". Namun,jangan sekali-sekali menggunakan untuk memotret hal yang secara norma hukum, susila, atau agama dilarang. Biasakan meminta izin terlebih dahulu sebelum mengambil gambar seseorang yang belum Anda kenal. Hindari berpura-pura mengetik SMS sebagai dalih memotret sesuatu/seseorang. Sekarang banyak sekali kamera keamanan (CCTV) yang siap membongkar ulah Anda setiap saat. Jangan sampai rasa malu atau malah denda dan penjara yang menanti keisengan Anda.

12. Segera ganti nama file foto. Memotret dengan kamera ponsel memang mengasyikkan, hingga tak sadar ribuan foto telah masuk ke ponsel. Masalahnya, ketika sebuah foto dibutuhkan, tidak jarang kita akankebingungan mencarinya kembali.

13. Gunakan setting resolusi tertinggi yang disediakan oleh kameraponsel Anda. Foto dengan resolusi tinggi memungkinkan Anda mendapathasil terbaik serta keleluasaan ketika proses editing. Namun sesuaikanpula dengan kapasitas memory card kamera ponsel Anda.

14. Pastikan kamera ponsel Anda disimpan pada tempat yang tidakterlalu panas. Menyimpan ponsel di tempat yang panas akan menurunkankualitas foto yang disimpan di dalamnya.

Soundbite

Soundbite
Wikipedia: In film and broadcasting, a sound bite is a very short piece of a speech taken from a longer speech or an interview in which someone with authority or the average “man on the street” says something which is considered by those who edit the speech or interview to be the most important point
Masih banyak reporter yang menyampaikan laporan tanpa dilengkapi dengan soundbite. Dari awal sampai akhir laporan yang terdengar hanya suara reporter menceritakan kejadian yang diliputnya. Dia tidak sadar bahwa tanpa soundbite, laporan yang disampaikannya menjadi tidak sempurna.

Soundbite - oleh BBC disebut Actuality - adalah bagian penting dari sebuah reportase.
Dengan adanya soundbite laporan yang disampaikan lebih terpercaya dan bebas manipulasi. Apa yang kita siarkan adalah benar-benar statement dari narasumber di lokasi kejadian, bukan apa kata kita. Dalam sebuah laporan, kita bisa memunculkan lebih dari satu soundbite, tergantung pada kebutuhan. Soundbite bisa direkam, bisa juga disiarkan secara live pada saat laporan, tergantung pada situasi.
Dengan adanya soundbite, reporter tidak perlu lagi mendominasi laporan. Biarkan soundbite narasumber lebih dominan, sementara reporter cukup hanya mengantarkan dan menyampaikan laporan. Harus disadari pendengar lebih menantikan pernyataan dari narasumber dibandingkan dengan cerita reporter kita.
Meskipun soundbite adalah keharusan, dalam keadaan tertentu bisa saja sebuah laporan tidak dilengkapi potongan statement narasumber. Laporan seperti ini kita kenal dengan sebutan laporan pandangan mata, seperti laporan lalu lintas atau pada saat reportase mengikuti peristiwa yang sedang berlangsung seperti demo, konser musik, sidang, dan lain sebagainya.
Dalam laporan pandangan mata, soundbite terwakili oleh atmosphere atau suasana yang terdengar di sekeliling reporter pada saat memberikan laporan. Dengan membiasakan menggunakan dan memperhatikan soundbite, laporan yang kita siarkan akan menjadi lebih sempurna, terdengar lebih natural dan lebih terpercaya.
Mempersiapkan Liputan
Jangan pernah menyerahkan proses liputan sepenuhnya kepada DJ yang kita tugaskan menjadi reporter tanpa melalui rapat redaksi. Jika kita hanya memeriksa hasil akhir liputan reporter, belum tentu topik, narasumber maupun sudut pandang berita yang dilaporkan sesuai dengan standard yang sudah kita tetapkan. Manfaatkan rapat redaksi, untuk menentukan topik liputan. Ide topik bisa berasal dari pemimpin rapat, atau dari reporter yang mendapat informasi di lapangan.

Topik bisa diperoleh dengan memperhatikan:
- fakta baik peristiwa ataupun data yang kita peroleh dilapangan
- issue yang beredar di masyarakat
- opini masyarakat terhadap sebuah peristiwa atau kebijakan
Setelah topik kita tentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan bagaimana kita selayaknya memandang peristiwa tersebut (angle) dan statement seperti apa yang kita harapkan dari narasumber (goal).

Jika topik sudah dipilih, angle dan goal sudah ditentukan, langkah terakhir adalah eksekusi dilapangan. Pastikan untuk selalu mengikuti proses pencarian berita yang dilakukan reporter dan buka akses komunikasi, sehingga jika reporter mengalami kesulitan dilapangan, langsung bisa mendapatkan solusi dari kita.Last but not least, kuasai masalah, lakukan penggalian data dari berbagai sumber dan juga perhatikan apa yang menjadi interest pendengar.
Semoga bermanfaat.

Detail sebelum menyajikan berita

Detail sebelum menyajikan berita
Beberapa waktu yang lalu (akhir Mei 2008), sekitar 1 minggu setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM (23 Mei 2008 ) sempat muncul berita heboh tentang Achmad Zaini Suparta, yang mengaku memiliki kekayaan sebesar 20 kali lipat APBN. Jika besaran APBN sekitar Rp. 900 Miliar, maka jika apa yang disampaikan oleh Achmad Zaini benar, maka kekayaannya mencapai Rp. 18 ribu triliun.

Dengan exposure kekayaan yang luar biasa, isu ini menjadi sangat bombastis. Menurut rekan reporter di Bandung, lokasi pertemuan Achmad Zaini dengan pengusaha pun sempat berpindah-pindah paling tidak 3 kali. Dan sekarang kabarnya yang bersangkutan menghilang entah kemana.
Di Indonesia, isyu heboh yang sejenis sebenarnya sudah berkali-kali muncul, paling tidak sejak negara kita ini dilanda krisis ekonomi. Ada yang pernah mengaku punya harta karun, warisan raja-raja jaman dulu, warisan presiden Sukarno dan banyak versi-versi cerita lainnya, hingga isyu yang berbau sains kontroversial belakangan ini yaitu Joko Suprapto dengan Blue Energy-nya.

Sebagai jurnalis berita, kita dihadapkan pada tugas untuk menginformasikan kebenaran. Jika terburu-buru dan tidak waspada terhadap isu yang beredar atau bahkan jika ternyata dikemudian hari informasi yang kita sampaikan tidak benar, jangan-jangan kita justru bisa disangka ikut menyebarkan kebohongan publik atau informasi yang menyesatkan.
Agar hal ini tidak terjadi, yang harus dilakukan oleh jurnalis berita adalah:
1. Konfirmasi
Konfirmasi bisa dilakukan terhadap sumber berita, narasumber yang dinilai memiliki keterkaitan dengan informasi tersebut, atau narasumber yang berkompeten seperti tokoh masyarakat, pengamat atau pakar.
2. Investigasi
Investigasi diperlukan untuk mengumpulkan data-data dan fakta-fakta kebenaran, agar informasi yang kita sampaikan valid. Investigasi pasti akan memakan waktu dan biaya, untuk itu sebelum melakukan investigasi perlu dipertimbangkan, apakah mutu dari informasi yang akan kita sampaikan tersebut bobotnya sebanding dengan jerih payah yang akan kita keluarkan. Melalui investigasi, sekaligus kita juga melakukan cross check terhadap kebenaran sebuah informasi.
3. Detail
Dalam menyampaikan laporan jangan sampai ada data atau fakta kunci yang tertinggal. jika terbentur dengan keterbatasan waktu penyiaran, laporan bisa disampaikan dalam beberapa seri. Dalam hal ini editor sangat memegang peranan. Jika sampai salah edit, informasi yang kita sampaikan akan kehilangan makna.
4. Jangan beropini
Point ini tidak bisa ditinggalkan jika kita berbicara tentang berita atau informasi. Jangan beropini dalam informasi yang kita siarkan. Biarlah kita hanya menyiarkan yang dikatakan oleh narasumber apa adanya.

Membuat Naskah Berita Radio yang Bernyawa


Pendengar cenderung menganggap berita radio adalah hal yang membosankan, kaku dan monoton. Kunci utama mengapa sebuah berita radio menjadi membosankan untuk didengar terletak pada kata-kata yang dipilih oleh si penulis berita. Jika si penulis berita kurang tepat memilih kata-kata, maka penyiar atau pembaca berita tidak akan bisa atau akan mengalami kesulitan memberikan nyawa agar berita tersebut nampak hidup pada saat disiarkan.
Apa saja yang harus dilakukan oleh seorang scriptwriter agar berita yang ditulisnya bisa hidup sewaktu disampaikan oleh newscaster?
Penggunaan kata kerja
Kata kerja memegang peranan penting dalam penulisan bahasa tutur. Pikirkanlah secara serius, karena pemilihan kata kerja akan mempengaruhi gaya penyampaian.
Contoh: Gempa bumi hebat mengguncang kawasan barat daya China. Di provinsi Sichuan gedung-gedung bertingkat terkoyak dan hancur luluh lantak. Gempa yang memukul China dengan kekuatan 7,8 pada skala richter ini merenggut nyawa sedikitnya 10.000 jiwa.

Hati-hati menggunakan kata sifat
Penulisan naskah naratif dan deskriptif, akan banyak ditolong oleh penggunaan kata sifat. Namun perlu dihindari penggunaan kata sifat yang bisa menimbulkan berbagai macam persepsi karena justru dapat mengaburkan pesan yang ingin kita sampaikan.
Contoh :
besar -> sebaiknya rincikan besarnya seperti apa
berwarna-warni -> sebaiknya sebutkan apa saja warnanya
drastis -> sebaiknya dijelaskan seberapa drastis dan lain sebagainya
Gunakan kalimat aktif
Dalam membuat bahasa tutur, penggunaan kalimat aktif adalah yang terbaik. Susunan kalimat aktif ‘Subyek - Predikat - Obyek’ akan mempermudah pemahaman naskah yang akan dibaca, sehingga newscaster akan menjadi lebih lancar dalam menyampaikan sebuah kalimat berita.
Contoh :
Bukan : 10.000 jiwa direnggut dalam gempa berkekuatan 7,8 skala richter di China
Tetapi : Gempa berkekuatan 7,8 skala richter merenggut 10.000 jiwa di China

Gunakan kalimat ‘kini’ atau present tense
Teorinya, sebuah berita radio menyajikan apa yang baru saja terjadi, apa yang sedang terjadi dan kira-kira apa yang akan segera terjadi. Sehingga lebih tepat jika sebuah naskah berita radio disusun dengan menggunakan present tense. Penggunaan kalimat yang mengesankan bahwa sebuah peristiwa sedang terjadi akan menimbulkan kesan bahwa berita yang kita siarkan adalah berita fresh dan menjadi hal yang menyegarkan di telinga pendengar.
Sedangkan susunan kalimat yang menggambarkan kejadian kemarin (past tense) dan yang akan datang (future tense) lebih cocok digunakan oleh jurnalis media cetak.
Contoh:
Bukan : Gempa bumi dahsyat telah mengguncang China.
Tetapi : Gempa bumi dahsyat mengguncang China.
Bukan : China akan menjadi tuan rumah olimpiade 2008
Tetapi : China menjadi tuan rumah olimpiade 2008

Bumikan kalimat dengan bahasa sehari-hari
Penggunaan bahasa sehari-hari akan membuat berita kita membumi, lebih akrab dengan telinga pendengar dan menambah vitalitas dari berita yang kita sampaikan. Caranya adalah dengan menyederhanakan bahasa formal, baik kata-kata maupun frasa yang kita jumpai dalam sebuah berita.
Contoh:
Bukan: Banjir telah membuat bengkel mendapat banyak pesanan untuk menservice banyak mobil yang tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Tetapi: Bengkel kebanjiran order memperbaiki mobil yang rusak terkena banjir.
Rasakan, bahasa sehari-hari seperti ‘kebanjiran order’ justru lebih ‘bernyawa’ dibandingkan dengan bahasa resmi.

Hindari bentuk negatif
Seperti halnya penggunaan kalimat aktif, sebuah naskah berita radio akan lebih mudah dipahami dan dibawakan oleh newscaster jika dibuat dengan menggunakan kalimat positif. Untuk itu rubahlah kalimat negatif menjadi positif, terutama pada saat membuat kalimat awal atau lead berita.
Contoh:
Bukan : Jika pemerintah tidak mengurangi subsidi BBM, sektor keuangan dan
perekonomian Indonesia bisa mengalami krisis hebat seperti pada tahun 1997
silam dan yang paling menderita adalah rakyat.
Tetapi : Pemerintah mengurangi subsidi BBM. Jika hal ini tidak dilakukan, sektor
keuangan dan perekonomian Indonesia bisa mengalami krisis hebat seperti pada
tahun 1997 silam dan yang paling menderita adalah rakyat.

Berikan tanda baca yang benar
Selain titik, koma, dan tanda tanya, tanda baca yang lazim digunakan dalam penulisan naskah radio adalah slash ‘/’ sebagai tanda jeda dan double slash ‘//’ untuk berhenti atau mengakhiri sebuah kalimat. Penggunaan tanda baca yang benar dan pada tempatnya, akan membantu penyiar dalam menyampaikan pesan yang tertulis melalui naskah. Selain agar pendengar bisa menangkap dengan tepat apa yang disampaikan oleh penyiar. Penggunaan tanda baca juga akan membantu penyiar dalam menata suara dan melagukan susunan kalimat yang disiarkan.
Seorang newscaster diharuskan membaca terlebih dahulu naskah berita atau tulisan yang akan disiarkannya dan biasakan untuk memberikan tanda secara pribadi, seperti garis bawah atau tanda-tanda tertentu dibagian yang harus diberi penekanan, dibaca dengan intonasi naik atau turun dan lain sebagainya.

Struktur Film

Struktur Film
Alur cerita (plot) adalah penjabaran dari cerita sebuah film, terdiri dari rentetan-rentetan kejadian bermotivasi dan berhubungan secara sebab-akibat. Struktur menanjak kepada cara untuk menyusun dan mengintegrasikan kejadian-kejadian dari plot tersebut.
(Haug P. Manogian : The Filmmaker’s Art, New York London, hal 30)

Esensi dari struktur film terletak pada pengaturan berbagai unit cerita atau ide sedemikian rupa sehingga bisa dipahami. Struktur adalah blueprint; kerangka desain yang menyatukan berbagai unsur film dan merepresentasikan jalan pikiran dari pembuat film. Struktur terdapat dalam semua bentuk karya seni. Pada film ia mengikat aksi (action)`dan ide menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Struktur yang baik adalah struktur yang sederhana tapi penuh relief. Penyusunan pikiran dan perasaan si seniman film ditentukan oleh faktor-faktor :
1. keutuhan (semua unsur dalam film mesti bertalian dengan subyek utamanya.
2. ketergabungan (harus berhubungan antar unsur, dan menunjukkan kesimpulan).
3. tekanan (tekanan akan menentukan posisi dari unit-unit utama dan sampingan film) .
4. interes (berhubungan dengan “isi” dari setiap unit).
Struktur film terdiri dari struktur lahiriah dan struktur batiniah.
Dalam struktur lahiriah, terdapat unsur-unsur atau unit-unit yang membangun yaitu : shot; dapat dirumuskan sebagai peristiwa yang direkam oleh film tanpa interupsi. Unsur berikutnya adalah scene atau adegan; scene terbentuk apabila beberapa shot disusun secara berarti dan menimbulkan suatu pengertian yang lebih luas tapi utuh.
Banyaknya shot, panjang pendeknya shot dalam sebuah adegan akan menentukan ritme dari adegan itu. Selain shot dan scene, adapula sequence atau babak; babak terbentuk apabila beberapa adegan disusun secara berarti dan logis. Babak memiliki ritme permulaan, pengembangan dan akhir.
Struktur batiniah ditentukan oleh sejumlah unsur :
1. Eksposisi (keterangan tentang temoat, waktu, suasana, watak)
2. Point of attack (konfrontasi awal dari kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan)
3. Komplikasi (menuturkan keterlibatan-keterlibatan antar unsur pendukung cerita)
4. Discovery / penemuan (informasi-informasi baru dalam pertengahan cerita)
5. Reversal / pembalikan (terjadinya komplikasi baru antar pendukung cerita)
6. Konflik (perbenturan antara kekuatan-kekuatan yang bertentangan)
7. Rising Action (pengungkapan pengembangan plot utam)
8. Krisis (timbul apabila komplikasi-komplikasi menuntut keputusan penting dari tokoh)
9. Klimaks (puncak paling tinggi dari semua ketegangan dan intensitas. Biasanya timbul
bersamaan dengan krisis)
10. Falling action (klimaks menurun dan menuju kesimpulan)
11. Kesimpulan (tahap semua pertanyaan dijawab, masalah utama dipecahkan dan diatasi. Dalam cerita tragedi disebut katarsis, dan happy end dalam suatu komedi.)

Film dan Ilusi

Film dan Ilusi
Ilusi. Secara material film terdiri atau dibangun oleh gambar-gambar dan bukan secara seluloid. Gambar-gambar ini menimbulkan ilusi yang kuat sekali pada kita bahwa apa yang diproyeksikan pada layar sungguh-sungguh kenyataan. Ini disebabkan karena gambar-gambar itu berbeda dengan gambar-gambar pada seni lukis misalnya, tapi merupakan gambar-gambar mekanis (dibuat oleh dan dengan suatu mekanik). Sifat utama dari gambar atau imaji (image) itu adalah sifat reproduktifnya.

Proyeksi dan photogenic. Ilusi tadi bisa timbul secara kuat pada kita karena tidak saja besarnya obyektivitas yang terdapat pada pernyataan sinematografi itu, tapi juga pada aktivitas penonton sendiri dalam mengandaikan berbagai pikiran dan motivasi yang berada pada gambar-gambar yang disaksikan. Gambar-gambar atau imaji-imaji itu tidak saja diproyeksikan oleh sebuah proyektor, tapi juga merupakan proyeksi dari kehidupan batiniah dari penontonnya.

Dunia virtual. Imaji atau gambar film mempunyai ketigadimensionalan dari gambar dalam kaca atau cermin. Perbedaannya dengan ketidakdimensionalan dari ruang yang nyata hanya terletak pada “virtualitasnya”. Kalau kita lupa bahwa layar proyeksi mempunyai batas (berbingkai), maka hilanglah batas antara ruang bioskop dan ruang filmis (ruang yang terdapat pada gambar-gambar di layar). Kamera yang berpindah-pindah tempat sewaktu syuting, menyingkapkan berbagai segi dari ruang yang sebenarnya, dimana kejadian filmis itu terjadi. Karena ketika kesadaran akan batas ruang itu hilang, maka kita (penonton) masuk ke dalam ruang filmis tersebut hilang.

Waktu filmis. Karena imaji-imaji filmis ini menimbulkan ilusi tentang kenyataan karena ketigadimensionalannya dan gerak yang ada padanya, maka imaji inipun mempunyai dimensi waktu, berlangsungnya waktu serta tangga waktu merupakan segi-segi dari waktu filmis tersebut. Film yang baik senantiasa menimbulkan ilusi bahwa kejadian filmis itu berlangsung dalam batas waktu yang pasti lebih lama dari waktu kita menonton. Masa lampau, masa kini dan bahkan masa nanti dapat dialami dalam waktu yang singkat (misalnya melaui flashback dan sebagainya).

Proyeksi dan identifikasi. Yang dimaksud dengan proyeksi adalah proses penonton masuk ke dalam kejadian filmis yang ia lihat dilayar. Sedangkan identifikasi merupakan suatu proses penonton menyerap kejadian di layar dalam dirinya.

Penghayatan filmis. Dalam mengalami dan menghayati film terjadi proyeksi dan identifikasi. Proses ini memiliki tiga segi, yaitu : proyeksi dan identifikasi optik (imaji-imaji filmis yang dilihat pada layar, dilihat penonton melalui lensa kamera), proyeksi dan identifikasi emosional (melalui identifikasi optik ini terjadi identifikasi dan proyeksi emosional. Perpindahan kamera dalam menyingkapkan ruang kejadian filmis itu berlangsung secara logis dan bermotivasi, sebagaimana yang telah dikemukakan), proyeksi dan identifikasi imajiner (kenyataan pada saat penonton melihat film, secara imajinatif penonton berada di antara tokoh-tokoh dan benda-benda dalam ruang filmis itu, dan bahwa sewaktu-waktu ia melihat kejadian-kejadian dalam ruang itu melalui penglihatan salah seorang tokoh).
Jadi, imaji-imaji film pada layar membangun suatu realitas imajiner, suatu titik pertemuan antara dunia luar dengan dunia “batiniah” dari penonton. Film menjadi semacam stasiun antara kenyataan dan imajinasi. Sifat paradoksal dari film ini memungkinkan kontak antara penonton dan universum film. Suatu kontak dimana penonton sekaligus menghayati dirinya sebagai outsider dan insider.

Radio media komunikasi yang UNIK

Radio media komunikasi yang UNIK
Radio menyediakan dunia imajinasi tanpa batas dan membebaskan pendengar mengimajinasikan dunia visual dalam kepalanya.
Di antara sekian banyak jenis program acara radio, sandiwara radio merupakan media yang memungkinkan pendengar membebaskan imajinasinya.
Sandiwara radio atau drama radio menurut situs ensiklopedia, Wikipedia, adalah sebuah bentuk penyampaian cerita yang berbasis audio dan disiarkan di radio. Tanpa kehadiran komponen visual, sandiwara radio sangat tergantung pada kekuatan dialog, musik dan efek suara.
Dalam menulis naskah sandiwara radio, kita diharapkan untuk memperhatikan beberapa hal :
1. Cerita /plot.
Ada banyak cerita di sekeliling kita. Yang harus kita lakukan adalah menentukan mana yang akan kita jadikan sebagai tema utama. Jika kita telah menemukan tema cerita, segera tentukan plot atau alur cerita.
2. Karakter.
Karakter adalah tokoh yang akan memainkan peran dalam sandiwara radio kita, baik yang bersifat baik (protagonis) maupun jahat (antagonis). Karakter yang kita ciptakan sebaiknya cukup realistis dan sesuai dengan cerita.
3. Musik dan Efek suara.
Berbagai variasi efek suara dapat digunakan untuk menarik perhatian pendengar dan merekatkan imajinasinya sehingga menjadi satu gambaran yang utuh. Meski demikian, efek suara yang terdengar aneh/tidak lazim, bisa jadi malah membingungkan pendengar. Oleh karena itu, sebaiknya kita menggunakan efek suara yang familiar di telinga pendengar kita.
4. Dialog.
Dialog dalam naskah diharapkan cukup jelas menceritakan keadaan.
Setiap calon penulis drama radio harus paham karakteristik radio.

Bagaimana membuat naskah drama yang menarik ?

1. Sampaikan karakter sejelas mungkin dan sesering mungkin.
Agar pendengar selalu tahu siapa yang berbicara. Karakter ini bisa disampaikan oleh dirinya sendiri atau oleh karakter lain. Bisa pula oleh narator. Sebaiknya, setiap karakter khususnya karakter utama, disampaikan secara berkala, terutama di awal setiap scene. Karakter ini juga bisa ditunjukkan oleh suara yang khas/berbeda.
2. Buat naskah yang menarik pada awal setiap scene atau episode.
Sebenarnya, daya tarik ini bukan hanya naskah tapi juga sound effect atau musik. Tapi, naskah menjadi yang utama, karena berisi pesan yang jelas.
3.Jangan terlalu banyak pesan inti yang disampaikan dalam setiap episode/scene.
Buat inti cerita yang simpel dan mudah dicerna.
4. Ulangi beberapa pesan yang penting.
Caranya bermacam-macam. Bisa berupa pertanyaan dari lawan bicara, pengulangan oleh lawan bicara atau pengulangan dari pembicara.
5. Jelaskan setting drama dengan jelas dalam setiap scene.
Bisa disampaikan oleh narator, oleh para karakter atau menggunakan sound effect. Sampaikan di awal episode tentang cerita pada episode sebelumnya secara singkat

Riding Tips for two up

Riding Tips for two up
Dear all, berikut ini artikel Safety Riding yang dikutip dari http://www.soundrider.com, The North West’s Ultimate Motorcycling Resource, sedikit tips untuk mereka yang sering ngajak boncenger. Maafkan atas segala kekurangan dalam informasi ini. Sharing the ride
Sebagian besar pengendara motor berkendara solo hampir setiap saat meskipun beberapa dari mereka kerap kali membawa penumpang. Satu hal yang perlu kita ingat adalah berkendara dengan penumpang memerlukan taktik berkendara yang berbeda.
Safety Briefing
Saat kita membawa penumpang, sudah seharusnya kita memberikan beberapa tips kecil tapi berguna misalnya pakaian apa yang sebaiknya dikenakan, bagaimana mereka memposisikan tubuh saat motor menikung atau apa yang harus dilakukan saat motor berhenti menunggu lampu lalu lintas berubah hijau atau menyelip di tengah-tengah keramaian kendaraan lain. Menurut artikel bulan November, 1996, Motorcycle Consumer News menerbitkan artikel yang berisikan tips-tips berkendara yang bertajuk “The Second Rider”. Artikel tersebut diperuntukkan khusus bagi penumpang. Isinya antara lain menjelaskan bahwa idealnya pengendara maupun penumpang mengenakan pakaian yang hangat dan kuat, sebaiknya memang yang dikhususkan untuk berkendara, sepatu boots untuk mencegah cidera akibat jatuh maupun panasnya knalpot, sarung tangan (bila diperlukan), helm yang layak, full face maupun half face. Kita juga harus tekankan jenis-jenis pakaian yang mengundang celaka seperti scarf yang terlalu panjang yang dapat menutupi pandangan pengendara saat ada angin atau pakaian yang terlalu panjang yang berpotensi terlibat rantai (termasuk ponco).
Kita juga harus tekankan beberapa hal yang harus diperhatikan penumpang seperti misalnya pengemudi harus naik dahulu, duduk dengan mantap dan seimbang baru kemudian penumpang dapat naik dengan menginjak footstep kiri lalu dilanjutkan dengan kaki kanan melewati sadel dan duduk dengan mantap/nyaman sebelum mulai perjalanan sehingga selama berkendara tidak perlu mengganggu konsentrasi pengendara dengan menyesuaikan posisi duduk sehingga mengganggu kestabilan motor.
Tekankan juga bahwa dalam berkendara, motor cenderung merebah membentuk sudut saat berbelok, sehingga mencondongkan badan mengikuti arah tikungan adalah hal yang wajar dan bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan, keseimbangan dan keselarasan gerak pengemudi-penumpang adalah kunci utama. Biarkan pengemudi yang mengendalikan mobilitas tunggangan, penumpang duduk manis dengan kaki berpijak pada footsteps. Salah satu cara menyiasati ketakutan penumpang saat rebah menikung adalah dengan melakukan teknik tersebut secaragradual, sedikit demi sedikit sampai si penumpang merasa terbiasa dan yang terpenting merasa aman karena keahlian kita.

Handling Changes
Hal yang terpenting bagi pengendara adalah penumpang di motornya mengubah bobot total yang akhirnya berpengaruh pada pengendalian motor. Akselerasi, pengereman dan teknik membelok juga otomatis berubah karena bobot pengemudi bukanlah sesuatu yang statis tetapi dinamis alias berubah-ubah.

Quick Stops
Sebagai contoh kasus, apa yang terjadi saat pengereman mendadak. Beban lebih berakibat pada jarak berhenti yang lebih panjang (longer stopping distance). Beban lebih juga berarti bertambahnya traksi (increased traction). Kita perlu jarak yang lebih jauh dan traksi yang lebih panjang untuk dapat berhenti total, kecuali jika motor kita dilengkapi dengan ABS. Saat tiba-tiba kita harus berhenti mendadak dan sialnya kita lupa memperhitungkan beban tambahan dari penumpang, maka yang terjadi adalah penumpang akan terhempas ke depan yang otomatis akan mendorong kita kearah tangki atau stang. Hal ini dapat menimbulkan bahaya bila kita tidak cepat bertindak, motor mungkin akan melaju ke depan karena konsentrasi kita pada rem buyar akibat hempasan tadi.
Ingat! Pandangan penumpang tidak sebaik pengemudi, jadi dia tidak tahu apa yang terjadi di depan dan apakah kita harus tiba-tiba mengerem secara mendadak dan apabila itu terjadi, satu-satunya penghalang bagi tubuhnya adalah tubuh kita.
Apabila penumpang yang kita bawa adalah penumpang rutin, ada baiknya kita melatih teknik berhenti cepat tanpa harus membahayakan keduanya.Acceleration Baik-buruknya akselerasi kita dapat dilihat dari reaksi yang ditunjukkan oleh penumpang, hal ini tidak terlalu berpengaruh apabila motor kita dilengkapi dengan luggage box, yang secara tidak langsung dapat menjadi sandaran bagi penumpang saat akselerasi mendadak.
Bagi motor-motor yang tidak dilengkapi dengan box, hal ini dapat menjadi masalah, walaupun pabrik sudah menyediakan handle pengaman (behel), tetap saja susah bagi mereka jika tiba-tiba harus berpegangan ke belakang saat akselerasi.
Ingat bahwa satu-satunya pengaman bagi mereka adalah kita sebagai pengendara. Sarankan pada mereka untuk berpegangan agak erat pada pinggul kita. Jadi kalau tiba-tiba kita dikagetkan oleh cengkeraman penumpang saat kita berakselerasi, artinya kita terlalu agresif dalam mengurut throttle gas. Cornering Pertama, cek tekanan angin ban, ekstra beban berarti tambahan tekanan, idealnya 3 sampai 6 psi untuk ban belakang. Sambil mengecek ban, cek juga kelayakan suspensi belakang, bila ternyata kondisinya kurang aman dan nantinya akan berpengaruh pada kemulusan traksi, sebaiknya batalkan rencana boncengan apalagi bila penumpang yang akan diangkut masuk dalam kategori heavy weight. Idealnya suspensi yang bagus hanya akan menekan separuh dari panjang keseluruhan (dengan bobot dua orang ukuran standar). Bila ternyata melebihi batas, segera atur kekerasan pegas belakang. Hills Area perbukitan juga dapat menjadi masalah dalam pengendalian, saat menuruni perbukitan, bobot pengemudi dan penumpang menambah tekanan pada ban depan. Saat melakukan pengereman, bobot secara otomatis bertumpu di depan sehingga menambah traksi ban depan, selain bobot keduanya, gravitasi bumi juga berpengaruh, semakin cepat kita menurun, semakin berat beban yang ditanggung rem saat menghentikan laju motor.
Saat mengerem pada jalan menurun, rem bekerja keras menahan beban energi maju dan gravitasi. Saat melalui turunan curam, jangan pernah tunda pengereman untuk menghindari kecelakaan akibat rem mendadak atau gagal pengereman karena traksi dan dorongan. Lebih baik mengerem perlahan-lahan beberapa kali daripada sekali pengereman kuat yang dapat berakibat motor terpelanting. Sebaliknya, saat menanjak, beban bertumpu di belakang, jika kita terlalu agresif mengurut gas maka yang terjadi adalah naiknya ban depan karena tertarik gravitasi (wheelie), apalagi jika kita dalam keadaan berboncengan. Bila ini terjadi, satu-satunya jalan adalah dengan berdiri di footsteps dan menyeimbangkan dengan menjorokkan tubuh ke depan. Lebih baik berkendara sedikit lebih cepat supaya tenaga mesin lebih menekan ke jalan sehingga menambah traksi ban depan. Rain HazardPainted Lines – Zebra cross, atau road bumps (yang memang diciptakan untuk memperlambat laju kendaraan) dapat membahayakan pengendara, apalagi jika kita menikung secara diagonal melewati garis-garis tersebut.
Sebaiknya kurangi kecepatan dan menikung dalam posisi tegak, bukan merebah.Diamonds atau mata kucing. Tekstur dan bentuknya seringkali menyebabkan pengendara terjatuh dari motor karena licin.Tekstur permukaan – Belakangan ini semakin banyak dibangun sentra komersil seperti mall atau kondo yang mengadopsi lantai konkret yang halus. Permukaan ini bisa sangat licin apabila kita tidak mengurangi kecepatan, apalagi saat habis diguyur hujan.Karet – Jika anda berpikir untuk menghemat dengan jalan membeli ban yang awet, pikirkan lagi. Ban semacam tersebut biasanya kurang bisa mencengkeram permukaan jalan, traksi akan semakin berkurang pasca hujan. Baja – Penutup lubang (plat maupun jeruji) adalah musuh utama sedangkan di posisi kedua adalah rel/lintasan kereta api. Teksturnya licin dan dapat menyebabkan kecelakaan.Air – Kubangan, jalan berlubang – Jangan mengambil resiko menembus genangan air, walaupun hanya berupa becek pasca hujan, kita tidak pernah tahu apakah yang tergenang air jalan biasa atau lubang yang dalam. Jika terpaksa lewat, berhati-hati dan kurangi kecepatan.Oli – Bertebaran dan menipu. Waspada bila pasca hujan, terutama hujan pertama setelah beberapa hari kering, terlihat ada nuansa pelangi merah atau biru yang membias di jalan, dapat dipastikan itu adalah oli atau minyak dan sejenisnya. Posisi teraman adalah perlahan dan dengan sikap tegap. Lapisan oli tersebut biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah 30-60 menit.
Demikian informasi yang diberikan, semoga dapat berguna.

HTML : Dari Cyber Menuju Komunitas Profesional


Dari sekedar chatting di milis,HTML menggurita sebagai organisasi motor. Menjaga kekompakan lewat milis, menjalankan divisi bisnis yang profit untuk anggota serta konsisten mengkampanyekan safety ride melekat dalam komunitas ini Polling majalah SWA dan Sekolah Bisnis Prasetya Mulya akhir tahun 2007 silam yang menyatakan HTML sebagai komunitas bikers tersolid memang tak berlebihan.
Begitu pula dengan award sesama bikers yang datang dari Jakarta Jupiter Club (JJC) yang menyatakan HTML sebagai komunitas motor dengan safety riding terbaik. Dua penghargaan itu serta beberapa penghargaan lainnya, setidaknya telah memberikan gambaran bagaimana mulusnya bikers HTML menempatkan komunitas berbasis motor Honda Tiger ini di posisi terbaik.

Sejak berdiri tahun 2000 silam, HTML tumbuh menjadi organisasi bikers terbesar dengan 1700 an anggota yang tersebar di 18 wilayah di seluruh Indonesia. HTML juga mencatat diri memiliki 7000 anggota cyber yang tiap hari berinteraksi via mailing list (milis) di internet. Bahkan sejumlah anggota yang hijrah ke luar negeri tetap eksis menyapa rekan rekannya di milis komunitas ini yang begitu terkenal namanya.

Karena itu, brother Singapura, Korea, Malaysia, Jepang, AS hingga seorang bule asli Australia bisa bertukar pendapat tentang motor atau tertawa terkekeh melalui milis ketika chatting dengan rekan dari Jakarta atau bahkan Banjarmasin sana. “Basic-nya media cyber. Di lokasi manapun mereka bisa masuk milis kita,” ujar Audi Rahardian yang akrab disebut bro Kodi yang sejak Desember 2007 menjabat sebagai Koordinator Board of Sarasehan (BOS) yang merupakan pucuk pimpinan komunitas ini. Beda dengan club motor lainnya, HTML terbentuk pertama kali melalui milis. Dari sini baru terbentuk komunitas yang memiliki jadwal pertemuan rutin di darat alias kopi darat. “Kalo club atau komunitas lain sebaliknya, kebanyakan organisasi dulu terbentuk, baru membuat milis,” kata Hari Wibowo, anggota Dewan Penasehat yang pernah menjadi BOS tahun 2005-2006.Aturan yang diterapkan para pendiri HTML sejak awal memberi kemudahan bagi para pecinta Honda Tiger untuk berinteraksi di milis ini. Maklum, tak semua bikers memiliki banyak waktu sekadar berkumpul di suatu lokasi tertentu, bercengkerama hingga malam atau pagi. Nah, diantara kesibukannya, HTML-ers bisa bercakap-cakap melalui fasilitas maya yang tak kalah gregetnya dibanding kopdar.

“Sebanyak 90% anggota HTML yang executive begitu menyukai cara interaksi ini,” terang Kodi.Lewat milis pula kordinasi antara mereka terasa begitu cepat, maklum pesan dibuat melalui email, lalu pencet send, kabar pun langsung tiba dengan baik. Status kepengurusan melalui BOS pun membuat komunitasnya terasa sempurna.

Mereka menganggap status ketua akan merepotkan. Padahal komunitas ini bervisi egaliter : semua member memiliki posisi dan derajat yang sama. Biasanya, seorang ketua egonya kadang muncul. Namun, kunci dari semua itu adalah pelaksanaan. Kebetulan sekali, sejak berdiri hingga kini, HTML memiliki anggota (milis dan darat) serta BOS yang luas biasa.

Visi ke depan untuk memajukan komunitas begitu tajam. Padahal mereka terikat dengan pekerjaan masing-masing. “Karena saling bantu dan memang punya tim yang lengkap, kami bisa melakukan semua itu,” kata Bowo.Selain berhasil mengumpulkan ribuan bikers sesama pecinta Tiger, komunitas ini juga tumbuh sebagai organisasi yang mampu mencukupi seluruh kebutuhannya sendiri. Produk sponsor yang loyal serta koperasi dengan sejumlah divisi bisnis menjadi sumber dana bagi club.

Sebuah kenyataan : Dari cyber menuju komunitas professional.
Dua jempol patut untuk HTML !
Bikersmagz, edisi April 2008